50a
ANTARA CANDUANG-JAKARTA DAN BANDUNG
Laporan perjalanan dalam rangka Halal bi Halal IKCK dan IKL se-JABODETABEK
Oleh: Monisfar, S. Sos
CMC Jakarta, Sabtu 16 Oktober 2010
Sejak Sabtu tanggal 09 sampai Kamis 14 Oktober lalu, Kami bersama wali nagari Canduang Koto Laweh Tamrin HK. Dt. Pangeran, S. Sos dan beberapa tokoh masyarakat lainnya dari kampung seperti Arman J. Piliang, SH, Dt. Rangkayo Mulie, Fachri Djamar dan lain-lain berada di Jakarta dalam rangka silaturrahmi Halal bi Halal IKCK (Ikatan Keluarga Canduang Koto Laweh) se-JABODETABEK di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Segudang pengalaman yang membekas, banyak goresan yang tertoreh yang sulit dilupakan.
Bersama T. Dt. Pangeran, S.Sos pukul 11.00 Wib mengendarai Daihatsu Terios "BA 115 B" kami berangkat dari Bukittinggi diantar oleh Kakanda Herman dan Ustazd Anizul Aidi. Pukul 13 lewat, sampailah dengan selamat di BIM (Bandara Internasional Minangkabau) walaupun sempat terperangkat macet di Batagak, Banuhampu. Pukul 15.30 Wib terbang ke Jakarta. Kisaran 50 menit Pilot berhasil mengantar kami sampai di Bandara Soekarno Hatta Tanggerang langsung disambut oleh kakanda Delwan Noer salah seorang pengurus IKCK.
Pertama menginjak tanah Jawa, yang terfikir adalah "mengisi kampuang tangah". Makan, hanya itu yang terlintas di fikiran. Tidak penting masakannya enak atau tidak atau berasal dari daerah manapun. Yang penting adalah penuhi dulu permintaan usus ini. Sejak pagi menahan lapar, berharap makan enak di di Koto Baru. Eh malah tidak jadi, karena terperangkap macet dan takut telat ceck in di Airport, akhirnya ditahan saja tuntutan selera sampai di Bandara. Karena tidak bisa keluar dari ruang tunggu keberangkatan, terpaksa kami menahan lapar tersiksa dibawah hawa dingan AC pesawat sampai mendarat di Banten. Syukur kakanda Delwan arif dan menjamu kami makan di RM Sederhana Kalibata. Walhamdulillah puasnya makan, dari pagi menahan lapar.
Masyaallah kagetnya hati, kakanda Delwan menempatkan kami di penginapan megah berfasilitas mewah. Pelayanan yang membanggakan dari IKCK sekaligus mengharukan hati kami. Semua kami dapatkan di Kaisar Hotel, Durentiga, Kalibata. Tidak lama berselang, datanglah seorang berhati malaikat, penolong dengan tulus hati menawarkan "keikhlasan" untuk menemani dan mendampingi kami selama berada di Jakarta sekaligus memanfaatkan fasilitas kendaraan roda empat miliknya untuk transportasi selama di Jakarta. Warga Ampek Angkek yang telah lama melanglang buana merantau di ibu kota negara itu adalah Kakanda "MenArmedi Edi Koto" demikian tertulis sebagai user id di account situs jejaring sosial facebooknya.
Sesaat setelah melepas lelah mengeringkan badan sehabis mandi di kamar hotel, kakanda MenArmedi Edi Koto mengajak kami refresing putar-putar keliling Jakarta melihat gemerlapnya Sang Metro Politan. Tamasya malam itu diakhiri dengan makan nasi Kapau dan minum Juice di salahsatu kadai urang awak di Kramat Raya. Kemudian kembali ke penginapan dan istirahat pulas sampai subuh.
Pada keesokkan harinya, Ahad 10 Oktober, kami dijemput oleh Pak Aslam pejabat eselonering Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Ri ke penginapan untuk segera menuju lokasi acara Halal bi Halal. Sesampai dilokasi, ribuan masyarakat Canduang Koto laweh telah memadati lokasi acara di tenda-tenda dan banyak pula yang bernaung dibawah pohon di sekeliling lapangan.
Acara diramaikan dengan berbagai suguhan hiburan, diantaranya permainan KIM dan hiburan anak-anak. Acara berlangsung seru dan hangat diramaikan tepuk-tangan. Disela-sela hiburan, juga digelar diskusi singkat dengan para sesepuh dan pengurus IKCK, guna merancang program Canduang Koto Laweh kedepan. Ada beberapa point yang menjadi agenda dalam diskusi tersebut, diantaranya adalah rencana program "gerakan seribu per KK", baik untuk di kampung maupun untuk perantauan, dan program-program lainnya yang signifikan. Suasana kekeluargaan mewarnai keakraban semua peserta yang napak pada canda tawa yang menghiasi muka para warga. Selesai acara, kami dan rombongan disuguhi makan malam di salah satu rumah makan ternama di daerah Cibubur
Pada malam harinya, kami juga menghadiri pertemuan dengan Ikatan Keluarga Lasi (IKL) Jakarta bertempat di rumah bapak H. Djauhari didaerah Tebet. Lumayan juga warga perantau Lasi yang hadir kala itu, walaupun tidak ada perencanaan sebelumnya, namun lantaran terdengar kabar bahwa camat Canduang ke Jakarta, mendadak pengurus IKL bergerak cepat mengumpulkan warga IKL untuk bertatap muka langsung dengan kami.
Pada kesempatan itu juga hadir tokoh masyarakat Lasi H. Zulbahri yang merupakan perantau Lasi yang selama ini muqim di Batam, dan sekarang diberi amanah sebagai anggota DPD-RI dari Kepri. Terutama sekali hadir disitu adalah Ketua IKL Jakarta Mus Mulyadi serta beberapa pengurus dan anggota. Banyak rekomendasi dihasilkan selama pertemuan yang berlangsung hampir 5 jam itu untuk memikirkan kemajuan nagari Lasi pada masa mendatang dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada. Serta banyak pula kesan indah terukir di memori masing-masing yang hadir.
Usai pertemuan dengan IKL Lasi jam 1 dini hari, perjalanan dilanjutkan ke Pasar Minggu tepatnya Kampung Jawa untuk bersilaturahmi ke rumah sanak keluarga rang Canduang, karena sewaktu acara IKL berlangsung, tiba-tiba Hp berdering, diseberang sana St. Kayo atau Fit, adinda dari Let Hardi perantau Canduang Koto Laweh yang muqim di Lahat, Palembang sengaja datang ke Jakarta mengundang datang untuk bertemu dengan kami pada malam ini juga.
Kita berdiskusi panjang diselingi permainan domino. Yang sangat berkesan adalah pertandingan domino ini diikuti oleh para pakar. Kami berpasangan dengan wali nagari Canduang Koto Laweh, Let Hardi berpasangan dengan kakanda MenArmedi Edi Koto.
Namun apa hendak dikata, keinginan keras dan keseriusan adinda Let Hardi untuk memenangkan pertandingan harus " dikubur hidup-hidup " dan harus menelan pil pahit kekalahan. he eheh eheh e :-) Permainan berlangsung sampai jam 04.00 Wib dini hari, setelah itu kami langsung bergerak menuju hotel tempat penginapan di Kalibata.
Pada hari kedua sampai hari kelima di Jakarta, atas desakan dan permintaan langsung dari warga perantau Canduang dan sekitarnya kami menyempatkan diri singgah ke rumah-rumah dunsanak itu. Berkat bantuan kakanda MenArmedi Edi Koto yang setia dan bersedia mendapingi menunjukkan jalan bersilaturrahmi keliling Jakarta.
Pada hari Selasa malam kami dijamu oleh kakanda DR. Suryadi Munir, Delwan Noer dan Aslam di restoran terkemuka dengan menu hidangan lengkap berbagai kuliner berbagai daerah di restoran" Kemiri " kawasan Mall Buncit Raya. Anehnya pada kesempatan itu, tidak ditemukan masakan Padang, sehingga wali nagari Canduang Koto Laweh agak kerepotan memilih makanan yang harus dipesan. Berbagai hal juga dibicarakan disana, termasuk rencana penyusunan draf Dewan Ekonomi lengkap dengan Badan usaha Milik Nagari yang diharapkan mampu mengenjot peningkatan taraf perekonomian masyarakat Canduang Koto Laweh pada masa mendatang.
Bahkan perjalanan kamipun sampai ke Bandung, mampir di Bekasi dan pada hari ke enamnya pulang lagi ke kampung membawa sejuta kenangan dan berbagai program yang perlu ditindak lanjuti oleh masyarakat kampung. Banyak para saudara dan dunsanak kami di perantauan, baik yang berada di Bandung maupun di JABODETABEK yang kecewa, karena kami belum bisa memenuhi hajat mereka untuk bersilaturrahmi. Atas dasar itu kami mengucapkan maaf dan mohon redho hati pada kita semua, semoga dilain kesempatan kita dipertemukan lagi oleh Allah SWT.
Terimakasih banyak buat kakanda Delwan Noer bersama keluarga yang telah banyak berkorban dan memfasilitasi kami selama berda di Jakarta, demikian juga pada kakanda Suryadi Munir yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan moril serta materil pada kami dan untuk nagari Canduang koto Laweh selama ini, dan tak ketinggalan buat pak Aslam yang memiliki kamauan begitu besar untuk membangun kampuang.
Ungkapan yang sama lebih tertuju lagi pada ketua IKCK Jakarta Bapak Ibrahim yang cukup miliki komitmen untuk membangun kampuang halaman dan sangat responsif terhadap kemajuan IKCK. Tak lupa pula untuk seluruh pengurus IKCK Jakarta beserta para panitia penyelenggara Halal bi Halal yang sambutannya pada kami sungguh sangat luar biasa dan tak terbayangkan bagi kami selama berada di ibu kota tercinta ini.
Selanjutnya salam ma'af kami sampaikan pada Pak H. Djauhari sesepuh IKL Jakarta beserta Pembina IKL Jakarta Bapak. H. Zulbahri yang saat ini anggota DPD-RI utusan Kepri yang nyata-nyata memiliki antusias yang cukup tinggi untuk kemajuan nagari Lasi pada masa mendatang. Yang teramat istimewa pada pengurus IKL Jakarta kami aturkan rasa salut dan bangga atas gerakan menciptakan acara pertemuan selama kami berada di Jakarta dengan beberapa orang pengurus dan anggota IKL guna terbangunnya komunikasi yang sinergi antara kampung dengan rantau.
Kami sangat berharap komunikasi ini terus terbina dan terbangun lebih responsive lagi sehingga secara bertahap kemajuan nagari pada masa mendatang dapat kita raih akhirnya. Setelah kami dijemput ke Bandara Soekarno Hatta oleh kakanda Delwan Noer, dan pada hari Kamis kemaren ini kamipun kembali diantar ke bandara oleh kakanda Delwan noer yang teramat banyak mengorbanankan waktunya buat keperluan kami di Jakarta. Terimakasih banyak kakanda Del, juga buat kakanda MenArmedi Edi Koto. Terimakasih banyak kakanda Suryadi munir beserta seluruh pengurus IKCK dan IKL di Jakarta.
Selamat Tinggal Jakarta, selamat tinggal Bandung, semoga perjalan kali kali ini antara Canduang, Jakarta dan Bandung, dapat bermanfaat dan menjadi program nyata secepatnya ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat dapat pula menikmati hasilnya, khususnya bagi para dunsanak kita yang berasal dari keluarga kurang mampu dan anak-anak yatim. Semoga....... | CMC-001 M. Kayo
====================
Mohon komentar dan masukan...............!!!
Laporan perjalanan dalam rangka Halal bi Halal IKCK dan IKL se-JABODETABEK
Oleh: Monisfar, S. Sos
CMC Jakarta, Sabtu 16 Oktober 2010
Sejak Sabtu tanggal 09 sampai Kamis 14 Oktober lalu, Kami bersama wali nagari Canduang Koto Laweh Tamrin HK. Dt. Pangeran, S. Sos dan beberapa tokoh masyarakat lainnya dari kampung seperti Arman J. Piliang, SH, Dt. Rangkayo Mulie, Fachri Djamar dan lain-lain berada di Jakarta dalam rangka silaturrahmi Halal bi Halal IKCK (Ikatan Keluarga Canduang Koto Laweh) se-JABODETABEK di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Segudang pengalaman yang membekas, banyak goresan yang tertoreh yang sulit dilupakan.
Bersama T. Dt. Pangeran, S.Sos pukul 11.00 Wib mengendarai Daihatsu Terios "BA 115 B" kami berangkat dari Bukittinggi diantar oleh Kakanda Herman dan Ustazd Anizul Aidi. Pukul 13 lewat, sampailah dengan selamat di BIM (Bandara Internasional Minangkabau) walaupun sempat terperangkat macet di Batagak, Banuhampu. Pukul 15.30 Wib terbang ke Jakarta. Kisaran 50 menit Pilot berhasil mengantar kami sampai di Bandara Soekarno Hatta Tanggerang langsung disambut oleh kakanda Delwan Noer salah seorang pengurus IKCK.
Pertama menginjak tanah Jawa, yang terfikir adalah "mengisi kampuang tangah". Makan, hanya itu yang terlintas di fikiran. Tidak penting masakannya enak atau tidak atau berasal dari daerah manapun. Yang penting adalah penuhi dulu permintaan usus ini. Sejak pagi menahan lapar, berharap makan enak di di Koto Baru. Eh malah tidak jadi, karena terperangkap macet dan takut telat ceck in di Airport, akhirnya ditahan saja tuntutan selera sampai di Bandara. Karena tidak bisa keluar dari ruang tunggu keberangkatan, terpaksa kami menahan lapar tersiksa dibawah hawa dingan AC pesawat sampai mendarat di Banten. Syukur kakanda Delwan arif dan menjamu kami makan di RM Sederhana Kalibata. Walhamdulillah puasnya makan, dari pagi menahan lapar.
Masyaallah kagetnya hati, kakanda Delwan menempatkan kami di penginapan megah berfasilitas mewah. Pelayanan yang membanggakan dari IKCK sekaligus mengharukan hati kami. Semua kami dapatkan di Kaisar Hotel, Durentiga, Kalibata. Tidak lama berselang, datanglah seorang berhati malaikat, penolong dengan tulus hati menawarkan "keikhlasan" untuk menemani dan mendampingi kami selama berada di Jakarta sekaligus memanfaatkan fasilitas kendaraan roda empat miliknya untuk transportasi selama di Jakarta. Warga Ampek Angkek yang telah lama melanglang buana merantau di ibu kota negara itu adalah Kakanda "MenArmedi Edi Koto" demikian tertulis sebagai user id di account situs jejaring sosial facebooknya.
Sesaat setelah melepas lelah mengeringkan badan sehabis mandi di kamar hotel, kakanda MenArmedi Edi Koto mengajak kami refresing putar-putar keliling Jakarta melihat gemerlapnya Sang Metro Politan. Tamasya malam itu diakhiri dengan makan nasi Kapau dan minum Juice di salahsatu kadai urang awak di Kramat Raya. Kemudian kembali ke penginapan dan istirahat pulas sampai subuh.
Pada keesokkan harinya, Ahad 10 Oktober, kami dijemput oleh Pak Aslam pejabat eselonering Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Ri ke penginapan untuk segera menuju lokasi acara Halal bi Halal. Sesampai dilokasi, ribuan masyarakat Canduang Koto laweh telah memadati lokasi acara di tenda-tenda dan banyak pula yang bernaung dibawah pohon di sekeliling lapangan.
Acara diramaikan dengan berbagai suguhan hiburan, diantaranya permainan KIM dan hiburan anak-anak. Acara berlangsung seru dan hangat diramaikan tepuk-tangan. Disela-sela hiburan, juga digelar diskusi singkat dengan para sesepuh dan pengurus IKCK, guna merancang program Canduang Koto Laweh kedepan. Ada beberapa point yang menjadi agenda dalam diskusi tersebut, diantaranya adalah rencana program "gerakan seribu per KK", baik untuk di kampung maupun untuk perantauan, dan program-program lainnya yang signifikan. Suasana kekeluargaan mewarnai keakraban semua peserta yang napak pada canda tawa yang menghiasi muka para warga. Selesai acara, kami dan rombongan disuguhi makan malam di salah satu rumah makan ternama di daerah Cibubur
Pada malam harinya, kami juga menghadiri pertemuan dengan Ikatan Keluarga Lasi (IKL) Jakarta bertempat di rumah bapak H. Djauhari didaerah Tebet. Lumayan juga warga perantau Lasi yang hadir kala itu, walaupun tidak ada perencanaan sebelumnya, namun lantaran terdengar kabar bahwa camat Canduang ke Jakarta, mendadak pengurus IKL bergerak cepat mengumpulkan warga IKL untuk bertatap muka langsung dengan kami.
Pada kesempatan itu juga hadir tokoh masyarakat Lasi H. Zulbahri yang merupakan perantau Lasi yang selama ini muqim di Batam, dan sekarang diberi amanah sebagai anggota DPD-RI dari Kepri. Terutama sekali hadir disitu adalah Ketua IKL Jakarta Mus Mulyadi serta beberapa pengurus dan anggota. Banyak rekomendasi dihasilkan selama pertemuan yang berlangsung hampir 5 jam itu untuk memikirkan kemajuan nagari Lasi pada masa mendatang dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada. Serta banyak pula kesan indah terukir di memori masing-masing yang hadir.
Usai pertemuan dengan IKL Lasi jam 1 dini hari, perjalanan dilanjutkan ke Pasar Minggu tepatnya Kampung Jawa untuk bersilaturahmi ke rumah sanak keluarga rang Canduang, karena sewaktu acara IKL berlangsung, tiba-tiba Hp berdering, diseberang sana St. Kayo atau Fit, adinda dari Let Hardi perantau Canduang Koto Laweh yang muqim di Lahat, Palembang sengaja datang ke Jakarta mengundang datang untuk bertemu dengan kami pada malam ini juga.
Kita berdiskusi panjang diselingi permainan domino. Yang sangat berkesan adalah pertandingan domino ini diikuti oleh para pakar. Kami berpasangan dengan wali nagari Canduang Koto Laweh, Let Hardi berpasangan dengan kakanda MenArmedi Edi Koto.
Namun apa hendak dikata, keinginan keras dan keseriusan adinda Let Hardi untuk memenangkan pertandingan harus " dikubur hidup-hidup " dan harus menelan pil pahit kekalahan. he eheh eheh e :-) Permainan berlangsung sampai jam 04.00 Wib dini hari, setelah itu kami langsung bergerak menuju hotel tempat penginapan di Kalibata.
Pada hari kedua sampai hari kelima di Jakarta, atas desakan dan permintaan langsung dari warga perantau Canduang dan sekitarnya kami menyempatkan diri singgah ke rumah-rumah dunsanak itu. Berkat bantuan kakanda MenArmedi Edi Koto yang setia dan bersedia mendapingi menunjukkan jalan bersilaturrahmi keliling Jakarta.
Pada hari Selasa malam kami dijamu oleh kakanda DR. Suryadi Munir, Delwan Noer dan Aslam di restoran terkemuka dengan menu hidangan lengkap berbagai kuliner berbagai daerah di restoran" Kemiri " kawasan Mall Buncit Raya. Anehnya pada kesempatan itu, tidak ditemukan masakan Padang, sehingga wali nagari Canduang Koto Laweh agak kerepotan memilih makanan yang harus dipesan. Berbagai hal juga dibicarakan disana, termasuk rencana penyusunan draf Dewan Ekonomi lengkap dengan Badan usaha Milik Nagari yang diharapkan mampu mengenjot peningkatan taraf perekonomian masyarakat Canduang Koto Laweh pada masa mendatang.
Bahkan perjalanan kamipun sampai ke Bandung, mampir di Bekasi dan pada hari ke enamnya pulang lagi ke kampung membawa sejuta kenangan dan berbagai program yang perlu ditindak lanjuti oleh masyarakat kampung. Banyak para saudara dan dunsanak kami di perantauan, baik yang berada di Bandung maupun di JABODETABEK yang kecewa, karena kami belum bisa memenuhi hajat mereka untuk bersilaturrahmi. Atas dasar itu kami mengucapkan maaf dan mohon redho hati pada kita semua, semoga dilain kesempatan kita dipertemukan lagi oleh Allah SWT.
Terimakasih banyak buat kakanda Delwan Noer bersama keluarga yang telah banyak berkorban dan memfasilitasi kami selama berda di Jakarta, demikian juga pada kakanda Suryadi Munir yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan moril serta materil pada kami dan untuk nagari Canduang koto Laweh selama ini, dan tak ketinggalan buat pak Aslam yang memiliki kamauan begitu besar untuk membangun kampuang.
Ungkapan yang sama lebih tertuju lagi pada ketua IKCK Jakarta Bapak Ibrahim yang cukup miliki komitmen untuk membangun kampuang halaman dan sangat responsif terhadap kemajuan IKCK. Tak lupa pula untuk seluruh pengurus IKCK Jakarta beserta para panitia penyelenggara Halal bi Halal yang sambutannya pada kami sungguh sangat luar biasa dan tak terbayangkan bagi kami selama berada di ibu kota tercinta ini.
Selanjutnya salam ma'af kami sampaikan pada Pak H. Djauhari sesepuh IKL Jakarta beserta Pembina IKL Jakarta Bapak. H. Zulbahri yang saat ini anggota DPD-RI utusan Kepri yang nyata-nyata memiliki antusias yang cukup tinggi untuk kemajuan nagari Lasi pada masa mendatang. Yang teramat istimewa pada pengurus IKL Jakarta kami aturkan rasa salut dan bangga atas gerakan menciptakan acara pertemuan selama kami berada di Jakarta dengan beberapa orang pengurus dan anggota IKL guna terbangunnya komunikasi yang sinergi antara kampung dengan rantau.
Kami sangat berharap komunikasi ini terus terbina dan terbangun lebih responsive lagi sehingga secara bertahap kemajuan nagari pada masa mendatang dapat kita raih akhirnya. Setelah kami dijemput ke Bandara Soekarno Hatta oleh kakanda Delwan Noer, dan pada hari Kamis kemaren ini kamipun kembali diantar ke bandara oleh kakanda Delwan noer yang teramat banyak mengorbanankan waktunya buat keperluan kami di Jakarta. Terimakasih banyak kakanda Del, juga buat kakanda MenArmedi Edi Koto. Terimakasih banyak kakanda Suryadi munir beserta seluruh pengurus IKCK dan IKL di Jakarta.
Selamat Tinggal Jakarta, selamat tinggal Bandung, semoga perjalan kali kali ini antara Canduang, Jakarta dan Bandung, dapat bermanfaat dan menjadi program nyata secepatnya ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat dapat pula menikmati hasilnya, khususnya bagi para dunsanak kita yang berasal dari keluarga kurang mampu dan anak-anak yatim. Semoga....... | CMC-001 M. Kayo
====================
Mohon komentar dan masukan...............!!!
Ass...
BalasHapuskami dri rantau merasa bangga dengan kedatangan Bapak camat, Bapak Wali nagari canduang koto laweh beserta rekan2 beliau untuk hadir dalam acara Halalbihalal IKCK se jabodetabek,Dengan adanya acara ini makin kuat tali silahturahmi antaro urang awak nan ado di parantauan ko, dan kmi berharap tiap tahunnya slalu diadakan...Amiinnn... .
Salam B Pangeran sati& keluarga,Tangerang-Banten