24 C
id
Ayo gabung jadi wartawan TriargaNews.Com ! Klik Di sini! 


Monisfar: Petani Harus Mampu Membaca Situasi Cuaca

Bukik Batabuah, 7 Maret 2011

Kedekatan Camat Canduang Monisfar dengan berbagai komponen masyarakatnya, khususnya dengan kalangan dunia pertanian memang tak diragukan lagi. Pada berbagai kesempatan camat yang satu ini selalu menyempatkan dirinya melihat dari dekat kegiatan dari kelompok tani.

Seperti yang dilakukannya pada Senin (7/3) camat mampir dikelompok tani Saraso di Jorong Kubang Duo Koto Panjang Nagari Bukik Batabuah, sembari melihat usaha-usaha kelompok tani yang tengah dilakukan oleh kelompok, seperti usaha ternak perikanan Nila yang pada saat ini telah memasuki bulan ketiga dengan jumlah bibit sebanyak 3000 ekor ikan nila atas bantuan dari Dinas Perikanan Kabupaten Agam tahun 2010.


Saat ini merurut Kepala BP4K2P Kecamatan Canduang Asdar Salim, kelompok tani Saraso ini beranggotakan sebanyak 16 orang yang tergolong giat untuk berbagai kegiatan kelompok. Ini juga dapat tergambar dari sekeretariat kelompok yang berdiri megah di samping Jembatan Simpang Bukik dengan arsitektur rumah gadang yang terbuat dari bambu. " Ini murni kemauan dan karya dari keltan Saraso untuk menyatukan keanggotaan sekaligus menjadi tempat saling silaturahmi dengan para kelompok lainnya," ujar Asdar.

Camat Canduang pada kesempatan itu juga mengingatkan kembali kepada seluruh anggota kelompok, agar dapat meanfaatkan seluruh lahan pekarangan dan lahan pertanian secara maksimal, baik untuk penanaman pohon pelindung maupun untuk tanaman buah-buahan, termasuk untuk reklamasi dunia perikanan dan pertenakan. "Apalagi dalam mendukung program Bupati Agam, untuk menuju Agam Hijau 2011,'ungkap camat.

Selain itu, mengingat perubahan iklim dewasa ini, camat juga minta kepada para petani untuk mampu membaca situasi cuaca dan menyesuaikan dengan pola tanam para petani, apalagi sebagian daerah pertanian kita banyak juga daerah persawahan tadah hujan. Kondisi itu terlihat dari lahan persawahan keltan Saraso yang sudah banyak mengalami keretakan akibat air yang tidak memadai, sebab saluran irigasi yang ada saat ini tidak memiliki kapasitas debet air yang cukup memadai untuk mengaliran luas lahan persawahan yang mencapai 40 hektar lebih. " Kalau para petani sudah mampu membaca perubahan iklim cuaca, maka tingkat kerugian dari petani akan mampu kita minimalisir sedini mungkin," papar Monisfar. CMC-006
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar