MUHARRAM IBRAHIM BERLEBARAN DI KAMPUNG
Lubuak Aua Batu Balantai - Kamis, 01/09/2011 |
Sebagaimana masyarakat lainnya. Kolonel Laut Muharam Ibarahim Ketua IKCK JABODETABEK juga ikut berdesak-desakan shalat Idul Fitri 1432 H di Masjid Jamik Sidang Sabuah Balai jorong Lubuak Aua kenagarian Canduang Koto Laweh pada Rabu (31/08). Ia juga hampir tidak mendapat tenpat, karena jama'ah masjid membludak. Ketika itu Ibrahim hanya mendapat tempat di halaman Masjid saja. Ia duduk tenang bersahaja menikmati dan mensyukuri apa yang ada.
Tidak banyak orang yang tahu sosok Ibrahim ketika ia duduk membaur dengan jama'ah lainnya di halaman masjid. Mungkin orang-orang yang duduk bersebelahan hanya mengira bahwa ia perantau biasa. Padahal ialah penanggung jawab 1.154 orang perantau tanah Minang dari seluruh Kabupaten/Kota yang pulang kampung dengan Kapal Perang KRI Tanjung Nusanive dari tanah Jawa. Nampaknya bagi Ibrahim hal itu sekarang tidak penting, ia menikmati hidup menikmati fasilitas sebagai warga masyarakat biasa. Lihatlah betapa orang lalu-lalang didepannya. Ia hanya duduk bersahaja, berzikir dan bertakbir menyebut asma-Nya.
Bagi sebagian orang ketenaran adalah tujuan. Hendaknya dimanapun ia berada orang kenal dengan dia, sehingga dengan demikian ia harus menjaga image dan penampilannya. Tapi lain pula bagi orang lain yang selalu berkecimpung dengan publik. Sesekali ia ingin pula menikmati hidup menjadi pribadi hiden yang tidak diketahui sosok-profilnya oleh orang lain. Oleh sebab apa? Karena hal itu membuat jiwanya tentram. Ia tenang dengan kehidenannya, ia menikmati hidup tanpa perhatian khusus dari mata orang banyak.
Seusai shalat 'Id, Ibrahim bercengkrama dengan teman-temannya yang sudah lama tidak bertemu muka. Ia bersalam sambil "maota-ota" mengenang-ngenang masa yang silam sewaktu kecil-kecil di kampung dulu dengan kawan sama sekolah. Sepulang dari Masjid ia singgah kerumah-rumah bersilaturrahmi dengan sanak saudara. Terlihat pada gambar sebelah, Ibrahim berphoto bersama di Batu Balantai.| CMC-003
Sebagaimana masyarakat lainnya. Kolonel Laut Muharam Ibarahim Ketua IKCK JABODETABEK juga ikut berdesak-desakan shalat Idul Fitri 1432 H di Masjid Jamik Sidang Sabuah Balai jorong Lubuak Aua kenagarian Canduang Koto Laweh pada Rabu (31/08). Ia juga hampir tidak mendapat tenpat, karena jama'ah masjid membludak. Ketika itu Ibrahim hanya mendapat tempat di halaman Masjid saja. Ia duduk tenang bersahaja menikmati dan mensyukuri apa yang ada.
Tidak banyak orang yang tahu sosok Ibrahim ketika ia duduk membaur dengan jama'ah lainnya di halaman masjid. Mungkin orang-orang yang duduk bersebelahan hanya mengira bahwa ia perantau biasa. Padahal ialah penanggung jawab 1.154 orang perantau tanah Minang dari seluruh Kabupaten/Kota yang pulang kampung dengan Kapal Perang KRI Tanjung Nusanive dari tanah Jawa. Nampaknya bagi Ibrahim hal itu sekarang tidak penting, ia menikmati hidup menikmati fasilitas sebagai warga masyarakat biasa. Lihatlah betapa orang lalu-lalang didepannya. Ia hanya duduk bersahaja, berzikir dan bertakbir menyebut asma-Nya.
Bagi sebagian orang ketenaran adalah tujuan. Hendaknya dimanapun ia berada orang kenal dengan dia, sehingga dengan demikian ia harus menjaga image dan penampilannya. Tapi lain pula bagi orang lain yang selalu berkecimpung dengan publik. Sesekali ia ingin pula menikmati hidup menjadi pribadi hiden yang tidak diketahui sosok-profilnya oleh orang lain. Oleh sebab apa? Karena hal itu membuat jiwanya tentram. Ia tenang dengan kehidenannya, ia menikmati hidup tanpa perhatian khusus dari mata orang banyak.
Seusai shalat 'Id, Ibrahim bercengkrama dengan teman-temannya yang sudah lama tidak bertemu muka. Ia bersalam sambil "maota-ota" mengenang-ngenang masa yang silam sewaktu kecil-kecil di kampung dulu dengan kawan sama sekolah. Sepulang dari Masjid ia singgah kerumah-rumah bersilaturrahmi dengan sanak saudara. Terlihat pada gambar sebelah, Ibrahim berphoto bersama di Batu Balantai.| CMC-003