"Selaksa Tanya Diakhir Tahun"
Oleh : Monisfar.
31 Desember 2011
Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2011. Banyak mungkin yang telah kita perbuat selama tahun 2011 ini, baik perbuatan yang bermakna maupun perbuatan buruk yang membawa ekses terhadap kehidupan orang lain dan lingkungan sekitar kita.
31 Desember 2011
Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2011. Banyak mungkin yang telah kita perbuat selama tahun 2011 ini, baik perbuatan yang bermakna maupun perbuatan buruk yang membawa ekses terhadap kehidupan orang lain dan lingkungan sekitar kita.
Selaku umat yang tidak mau merugi dalam kehidupan beragama, sudah saatnya kita introspeksi, merenung dan muhasabah diri. Apa baru yang telah kita lakukan untuk orang-orang tersayang dalam lingkungan keluarga, nagari, daerah dan bangsa serta negara yang kita cintai ini.
Jujur kita akui, terkadang kita banyak terlena dengan secuil kebaikan yang telah kita berikan pada orang lain, namun kita tak sadar, dibalik semua itu, jubelan kebohongan,kemunafikan, pergunjingan yang idealnya tidak berhak diterima oleh orang kita sakiti itu, mengalir secara deras dari mulut dan hati kita terhadap mereka.
Waktu satu tahun, bukanlah sebuah perjalanan yang pendek dalam merajut hidup ke arah yang lebih baik, namun sebuah untaian nada panjang untuk menyanyikan sebuah laguan yang indah atau malahan sebaliknya hanya sebuah instrumentalia yang menakutkan bagi orang lain.
Keseimbangan itu bisa muncul, ketika kita mau merenung pada akhir tahun ini, dengan mengurai sejuta pertanyaan pada diri. Sudah seberapa banyakkah nilai-nilai kebaikan yang sudah kita semai pada orang lain ? Sudahkah kita pernah berkorban menyenangkan perasaan orang lain disaat kita sedang tersakiti juga oleh penderitaan hidup ini ?
Apakah amanah yang kita emban sudah kita lewati sesuai dengan rel-rel aturan yang ditentukan dalam kaidah dan agama ? Adakah kita sadar banyak orang-orang disekeliling kita yang membutuhkan kasih sayang dan kepedulian dari kita, namun sementara kita hanya berpura tidak mau tahu saja ?
Lupakah kita, banyak orang yang menyayangi kita selama ini dan telah banyak berkorban untuk kita, namun karena kepongahan dan keangkuhan kita , mereka kita cuekkan begitu saja malahan ironisnya lagi terkadang kita hadiahi tindakan yang menyakiti hatinya dan meluluhlantakkan perasaannya ? Kendatipun ia terkadang masih sempat mengumbar senyum ketulusan pada kita agar kita merasa tak terbebani dengan sikap dan perilaku kita tersebut ?
Sadarkah kita, mungkin duit seribu tidak ada artinya bagi kita, namun bagi orang lain merupakan sebuah angka yang besar yang langsung dibandingkan dengan dua liter beras ? Atau, apakah selama satu tahun ini waktu kita hanya lebih banyak dihabiskan untuk mempergunjingkan orang lain, mencari kesalahan dan kelemahan orang lain, sementara kita lupa mencari kelemahan dan kesalahan diri kita sendiri ?
Apakah terlalu banyak waktu yang kita alokasikan hanya untuk menjelekkan kesana kemari orang-orang yang telah berjasa baik dan menyayangi kita selama ini ? Terkadang bahkan kita tidak segan-segan melontar fitnah kepada orang yang sangat peduli dan perhatian pada kita selama ini, hanya lantaran untuk membunuh karakter diri mereka serta untuk kepentingan diri dan keluarga kita sendiri ?
Apakah tenggang setahun ini, waktu kita hanya dihabiskan untuk memperolokkan, mempermainkan, menyakiti, memarahi, menyalahkan dan lain sebagainya, orang-orang yang sebenarnya begitu tulus menyayangi, mencintai, membantu tanpa pamrih demi untuk menolong kita ?
Apakah setahun belakangan ini kita hanya bisa selalu merasa benar dan melakukan sikap pembenaran diri atas sikap dan perilaku kita sendiri, kendatipun itu menyakitkan bagi orang-orang telah berjasa baik untuk mewarnai kehidupan kita ?
Sudah seberapa jauhkah kita berbuat baik pada orang tua, saudara dan para sahabat dekat kita, yang selama ini telah membela kita mati-matian disaat kita terjerumus dalam permasalahan dan persoalan hidup ini ? Kalaupun kita belum mampu memberikan yang terbaik kepada mereka yang telah menjadikan kita orang ini, minimal kita tidak melakukan hal-hal yang menyakiti hatinya, dan apakah hal itu sudah kita lakukan ?
Lupakah kita, kalau orang tua, saudara dan sahabat itu, adalah benteng utama yang akan menyelamatkan kita dari permasalahan hidup ? Layakkah mereka menerima perlakuan yang antagonis dari kita, sementara hak mereka akan jasa baik yang kita manfaatkan selama ini, belum seujung kukupun kita balas dengan benih kebaikan ?
Terkadang kita terlalu ego pada diri kita sendiri, kita mau dihormati, kita mau dihargai, kita mau disegani, kita mau orang lain baik pada kita, namun kita lupa menghormati, menghargai diri kita sendiri. Mengapa orang lain yang kita tuntut terus untuk menghormati dan menghargai kita, sementara kita sendiri tidak pernah menghormati dan menghargai diri kita sendiri ? Bukankah ada kata-kata bijak yang berucap, hormatilah dirimu niscaya orang lain akan menghargai dirimu ?
Terkadang kita terlalu ego pada diri kita sendiri, kita mau dihormati, kita mau dihargai, kita mau disegani, kita mau orang lain baik pada kita, namun kita lupa menghormati, menghargai diri kita sendiri. Mengapa orang lain yang kita tuntut terus untuk menghormati dan menghargai kita, sementara kita sendiri tidak pernah menghormati dan menghargai diri kita sendiri ? Bukankah ada kata-kata bijak yang berucap, hormatilah dirimu niscaya orang lain akan menghargai dirimu ?
Sebenarnya, masih banyak lagi pertanyaan yang harus kita buat sendiri dan kita jawab sendiri sebagai bahan evaluasi diri diakhir tahun ini. Kondisi itu perlu kita lakukan, agar pada tahun mendatang kita tidak terjatuh pada tempat yang sama.
Sudah saatnya kita menghindari sifat dan watak yang semestinya tidak harus dimiliki oleh umat Nabi Muhammad SAW. Belajar dan terus belajar meniru dan mentauladani karakter dan sikap Nabi Muhammad adalah suatu keharusan, agar kita selalu berada dalam naungan dan perlindungan Allah SWT.
Sudah saatnya kita menghindari sifat dan watak yang semestinya tidak harus dimiliki oleh umat Nabi Muhammad SAW. Belajar dan terus belajar meniru dan mentauladani karakter dan sikap Nabi Muhammad adalah suatu keharusan, agar kita selalu berada dalam naungan dan perlindungan Allah SWT.
Tidak ada gunanya kebencian, iri hati, dengki, suka mencari kesalahan orang, merasa menang sendiri, sikap keegoan, kita saja yang benar sementara orang lain salah semua, menuhuk kawan seiring mengunting dalam lipatan, kita pertahankan sembari kita bertekad untuk membuang jauh-jauh sifat kesemuanya itu di era tahun 2012 mendatang.
Mari kita raih tahun baru ini dengan semangat, ide, keratifitas,kinerja, pengabdian dan kasih sayang yang baru pula. Semoga tahun 2012 menjanjikan perbaikan dari seluruh sisi bagi kita semua, sehingga peningkatan efektifitas kasih sayang, kinerja dan pengabdian kita selalu mendapatkan keredhaan dari Allah SWT. Sebab, tujuan hakiki hidup kita tidak hanya sebatas duniawi semata, namun akan kita pertanggungjawabkan di mahkamah Allah nantinya. Semoga….!!!
Posting Komentar