Ayo gabung jadi wartawan TriargaNews.Com ! Klik Di sini! 


Wisuda Angkatan VI UIN Bukittinggi, Prof Ridha : Ini Tahun Terakhir Saya Sebagai Rektor

Bukittinggi, TriArgaNews.Com - Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M Djamil Djambek, kembali mengadakan wisuda angkatan ke-VI yang diadakan Kamis (25/4) di Auditorium Student Center UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi. Pada wisuda kali ini, UIN Bukittinggi berhasil mewisuda sebanyak 615 mahasiswa baik dari tingkat sarjana dan magister serta dari berbagai fakultas. 


Kegiatan wisuda dibuka oleh Ketua Senat UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi Dr. Wedra Aprison, M.Ag, lalu dilanjutkan dengan penyampaian wisudawan masing-masing fakultas serta dilanjutkan dengan penyampaian wisudawan dengan nilai terbaik dan penulisan skripsi/tesis terbaik. 


Hadir pada wisuda yaitu dari Bank Mitra diantaranya BSI, BTN Syariah, dan Bank Nagari, kemudian hadir dari DWP, Perwakilan Alumni serta orang tua wisudawan wisudawati. 


Rektor UIN Sjech M Djamil Djambek (UIN SMDD) Bukittinggi Prof. Dr. Hj. Ridha Ahida, M.Hum menyampaikan bahwa wisuda bukan akhir dari perjuangan mahasiswa namun ini merupakan satu stage (perhentian) dari stage satu ke stage yang lainnya, maka rektor berpesan kepada mahasiswa untuk tidak terlalu euforia dengan wisuda karena perjalanan wisudawan masih panjang dan banyak rintangan yang akan dihadapi oleh wisudawan ke depan. Diharapkan wisudawan jangan berpuas diri dengan apa yang dicapai sekarang, terus kejar cita – cita dan impian karena Allah tidak menjanjikan semuanya mudah namun Allah menjanjikan hasil sesuai dengan usaha yang kita lakukan. 


“Saudara juga kedepan akan menggantikan peran dan tanggung jawab orang tua saudara. Kalau dulu Saudara pengen ingin dan itu selama kuliah, tapi sekarang Saudara akan bertanggung jawab untuk kedua orang tua Saudara. Oleh sebab itu niatkan kepada diri Saudara akan membalas jasa budi dan perjuangan orang tua Saudara,” ungkap Prof Ridha. 


Rektor juga menjelaskan bahwa apabila wisudawan ingin melanjutkan pendidikan magister (S2) dan doktor (S3), UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi menyediakan 9 program studi (prodi) Pascasarjana yang terdiri dari 6 program magister (S2) dan 3 program Doktor (S3). Program studi itu adalah S2 Pendidikan Agama Islam, S2 Manajemen Pendidikan Islam, S2 Tadris Bahasa Inggris, S2 Hukum Islam, S2 Ekonomi Syariah, S2 Aqidah Filsafat Islam, S3 Pendidikan Agama Islam, S3 Ilmu Syariah, dan yang baru dibuka adalah prodi S3 Aqidah Filsafat Islam. 


Rektor juga menjelaskan bahwa UIN Bukittinggi memiliki 7 orang guru besar (profesor) aktif yang terdiri dari 4 orang guru besar dari Fakultas Usluhuddin Adab dan Dakwah (FUAD), 1 orang guru besar dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), 2 orang guru besar dari Fakultas Syariah (FSyar) dan menyusul Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Saat ini ada 5 orang dosen yang terdiri dari 3 orang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), 1 orang dosen Fakultas Syariah (FSyar) dan 1 orang dosen Fakultas Usluhuddin Adab dan Dakwah (FUAD) yang telah mengusulkan kenaikan pangkat menjadi guru besar, diharapkan dengan hadirnya ketentuan baru tentang kenaikan jabatan akademik dosen, maka dosen – dosen kita akan segera menjadi guru besar. 


Guru besar aktif di UIN Bukitinggi antara lain Prof. Dr. Zulfani Seismiarni, M.Pd dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Prof. Dr. Busyro, M.Ag dan Prof. Dr. H. Ismail, M.Ag dari Fakultas Syariah (FSyar), Prof. Dr. Hj. Ridha Ahida, M.Hum, Prof. Dr. Syafwan Rozi, M.Ag, Prof. Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M.Ag dan Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag, M.Si dari Fakultas Usluhuddin Adab dan Dakwah (FUAD). 


“Kita berharap lulusan masing – masing fakultas dapat mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya. Seperti kita lihat bahwa lulusan Calon Hakim (Cakim) di Indonesia berasal dari Fakultas Syari’ah, saya berharap semoga tradisi ini bisa dilanjutkan oleh lulusan Fakultas Syariah. Kemudian guru – guru yang hebat dan kompeten berasal dari FTIK. Selanjutnya praktisi ekonomi dan wirausahawan berasal dari FEBI, serta praktisi tafsir, hadis, sejahrawan dan sosiolog berasal dari FUAD,” ungkap orang nomor 1 di UIN Bukittinggi. 


Ia menambahkan bahwa wisudawan pasti memiliki kenangan yang dirasakan sebagai mahasiswa UIN Bukittinggi, maka hal-hal baik selama menjadi mahasiswa UIN Bukittinggi dibawa pulang dan hal-hal buruk agar dilupakan. Kemanapun wisudawan akan pergi tetap membawa dan menjaga nama baik almamater UIN Bukittinggi. 


“Saudara harus memahami bahwa dalam bekerja tidak harus menjadi seorang PNS ataupun bekerja dengan orang lain. Akan tetapi orang yang besar dan hebat adalah orang yang menerima orang lain untuk bekerja di tempat kita. Maka tekadkanlah bahwa jadi PNS itu bukanlah sesuatu yang hebat namun Saudara harus bisa membuka lapangan pekerjaan dan menerima tantangan yang sangat dahsyat kedepannya,” kata guru besar ilmu filsafat tersebut. 


Kemudian beliau menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh wisudawan apabila selama perkuliahan terdapat kesalahan dan kekhilafan selama berkomunikasi baik sebagai dosen penasehat akademik (PA) maupun sebagai dosen pembimbing skripsi juga baik dalam perkataan dan perbuatan. Semoga dan rektor mengembalikan seluruh wisudawan yang hadir kepada orang tua/wali wisudawan. 


"Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir saya menjadi rektor dan mewisuda mahasiswa sejak saya menjabat sebagai Ketua STAIN Bukittinggi, Rektor IAIN Bukittinggi, sampai kepada Rektor UIN Bukittinggi. Saya memohon maaf apabila selama saya memimpin institusi ini terdapat kekurangan dan kekhilafan yang saya alami. Insya Allah bulan Agustus nanti, akan ada rektor baru yang akan mewisuda para mahasiswa nantinya, maka saya berharap kepada seluruh civitas akademika untuk sama-sama mengawal proses pemilihan rektor ini sampai kepada pelantikan rektor terpilih pada tahun 2024," tutup Prof Ridha. 


Editor: Hernan Pratama

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar